TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) akan menggantikan meter kWh analog dengan smart meter yang menggunakan teknologi digital. Penggantian smart meter ini untuk bertujuan akurasi perhitungan tagihan listrik. Pasalnya, banyak pelanggan PLN mengeluh tagihan listrik melonjak tak wajar akibat tidak ada pencatatan meter.
Keluhan mengenai lonjakan tagihan listrik mencuat sekitar dua bulan lalu. Sejumlah pelanggan mengaku mengalami kenaikan tidak wajar. Dalam beberapa kasus ditemukan kenaikan di atas 200 persen. Sejak Maret hingga Juni, PLN telah menerima pengaduan dari 80.344 pelanggan di seluruh Indonesia.
Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Ardiansyah Parman menuturkan penerapan smart meter dapat mencegah kerugian lebih besar dari sisi konsumen ataupun pelaku usaha menyusul fenomena lonjakan tagihan listrik yang dialami jutaan konsumen di seluruh Indonesia.
Kementerian Perdagangan mencatat potensi kerugian baik bagi PLN dan pelanggan dari adanya 14,3 juta meter kWh yang belum ditera ulang. "Saya mengusulkan tahun 2021 itu diprioritaskan saja untuk segera diganti supaya masalah kerugian PLN maupun konsumen segera dapat diatasi," ujar Ketua BPKN Ardiansyah dalam diskusi daring di Jakarta, Senin, 15 Juni 2020.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ariyo Irhamna menuturkan sistem infrastruktur yang kedaluwarsa ini mencerminkan buruknya pengelolaan manajemen listrik perusahaan seterum negara.
Menurut dia, hal ini juga merupakan buah dari struktur pasar distribusi listrik yang monopoli. "Sehingga, PLN tidak terpacu untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan melakukan inovasi," ucapnya kepada Tempo, Kamis 18 Juni 2020.
Anggota Ombudsman RI Laode Ida meminta PLN segera memperbaharui kWh meter rata-rata sudah berusia 10-15 tahun tersebut. Jika tetap digunakan, kata dia, kWh meter akan merugikan kedua belah pihak yakni PLN dan pelanggan itu sendiri. Dia meminta kepada perusahaan setrum negara tersebut memperbaharui kWh meter yang sudah berusia 10-15 tahun tersebut.
"Dari data kami menunjukan per 15 Juni 2020, sebanyak 7,7 juta meter tua telah diganti, sisanya yakni sebanyak 8,3 juta meter tua sedang dalam proses," kata Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini melalui keterangan tertulis, Rabu 17 Juni 2020.